Ibu dan Anak Meninggal di RSUD Pemangkat, Tokoh Pemuda Sambas Dorong Dinkes Lakukan Audit Maternal

RSUD Pemangkat

Kabar Lokal -Tokoh Pemuda Kabupaten Sambas, Juliadi menyoroti soal kematian seorang ibu berinisial SM (31) dan janinnya berusia 37 minggu tepatnya di RSUD Pemangkat, Rabu (31/7/2024).

Juliadi menjelaskan bawah SM merupakan istri kerabatnya yang tinggal di Dusun Semayong, Desa Sungai Kumpai, Kecamatan Teluk Keramat, sehingga kejadian tersebut membuat pihak keluarga dan kerabatnya merasa sedih.

“Pertanyaan kita saat ini adalah, apa yang membuat ibu dan anak tersebut sampai meninggal dunia di rumah sakit. Apakah ada unsur terlambat penanganan. Karena meninggalnya di tangan tenaga medis,” jelas Juliadi.

Untuk itu, Juliadi mendorong pihak Dinas kesehatan untuk melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) terhadap RSUD Pemangkat untuk mengetahui penyebab meninggalnya ibu dan anak tersebut.

“Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) inikan sesuatu yang sensitif. Adanya kasus AKI dan AKB di rumah sakit tersebut menjadi rapor merah bagi penyelenggara pelayanan kesehatan. Harus ada evaluasi, jangan hanya habis di situ saja, dan dianggap ini hal yang biasa saja,” ungkap Juliadi.

Sementara itu, Direktur RSUD Pemangkat, Yana Sumartana memaparkan bahwa pasien merupakan rujukan dari Puskesmas Sekura yang tiba di RSUD Pemangkat sekitar pukul 00.15 WIB dalam keadaan tidak sadar.

Hingga usai dikonsultasikan oleh dokter anastesi, pasien transfusi darah 1 kantong, persiapan ruang operasi dan ruang ICU sekitar pukul 02.35 WIB dilakukan operasi oleh dokter spesialis Obstetri Ginekologi (Obgyn) dan dokter spesialis bedah. Pasien transfusi darah 2 kantong.

Sekitar pukul 04.30 operasi selesai pasien dibawa ke ICU. Transfusi darah lagi 4 kantong. Hingga sekitar pukul 11.00 WIB, terjadi cardiac arest atau henti jantung, pasien langsung dilakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru), pukul 11.15 WIB pasien dinyatakan meninggal.

“Untuk menyelamatkan nyawa pasien tersebut, pihak rumah sakit melakukan operasi sesar kolaborasi dua dokter spesialis, yakni spesialis Obstetri Ginekologi (Obgyn) dan spesialis bedah. Namun apa daya, nyawa ibu dan anak tidak dapat ditolong,” papar dr. Yana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *